Senin, 06 Juni 2016

Sitemap


Daftar Isi


Loading...
arsip

Jumat, 29 April 2016

Sejarah Gereja Menurut Kis. 1-10


b. Sejarah Gereja Mula-mula di Yerusalem (Kis. 1-10) pada Abad I Gereja ada oleh sebab Tuhan Yesus memanggil orang menjadi pengikut-Nya. Mereka dipanggil dalam persekutuan dengan Dia, yaitu Gereja. Jadi wujud Gereja ialah persekutuan dengan Kristus yang juga mempengaruhi persekutuan dengan manusia lain. Wujud kedua dari Gereja ialah persekutuan dalam melaksanakan amanat Tuhan Yesus Kristus yaitu pemberitaan Injil (Berkhof dan Enklaar, 2004:vii). Orang-orang yang pertama dipanggil oleh Tuhan Yesus Kristus adalah para rasul (Simon Petrus, Andreas, dst + Paulus). Sesudah Tuhan Yesus naik ke surga dan mengutus Roh Kudus (turunnya Roh Kudus) pada hari Pentakosta, para murid itu menjadi “rasul”, artinya: “mereka yang diutus” untuk memberitakan Injil sehingga lahirlah Gereja Kristen. Rasul Petrus melakukan tugas pemberitaan Injil ini secara baik pada saat murid-murid dipenuhi Roh Kudus. Petrus berkhotbah di Yerusalem dan 3.000 orang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (bnd.Kis. 2). Peristiwa ini oleh para pakar Sejarah Gereja dilihat sebagai awal lahirnya Gereja mula-mula di Yerusalem. Bagian Kitab Suci yang banyak membicarakan tentang sejarah Gereja mula-mula adalah Kisah Para Rasul. Selajutnya Kitab ini disebut Kitab Sejarah Gereja mula-mula. Dalam Kitab Kisah Para Rasul, kita dapat mengikuti cerita/kesaksian tentang orang-orang yang dipanggil menjadi pengikut Kristus (Gereja) melalui khotbah Para Rasul seperti: • Kisah Para Rasul 2:14-41 khususnya ay. 41: Mereka yang bertobat 3.000 orang (= Jemaat Kristen I di Yerusalem) • Kisah Para Rasul 2:47 = Pertumbuhan jemaat mula-mula di Yerusalem karena bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan, memecahkan roti (perhatian sosial satu dengan yang lainnya), dan doa serta memuji Allah. Mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Jadi pertambahan anggota jemaat karena Tuhan melalui orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Artinya mereka yang tidak percaya melihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri orang-orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus. • Kisah Para Rasul 4:4 = Pertambahan jemaat mula-mula di Yerusalem menjadi 5.000 orang. Artinya melalui pengajaran/khotbah Petrus dan Yohanes (Yoh. 4:1) maka di antara orang yang mendengar ajaran Petrus dan Yohanes ada yang bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. • Kisah Para Rasul 5:14 = Pertambahan jemaat mula-mula di Yerusalem: makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan. • Kisah Para Rasul 8:4-13 = Dimulainya jemaat Kristen pertama di Samaria melalui pemberitaan Injil oleh Filipus: Orang banyak yang mendengar pemberitaan Filipus dan tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakan itu. Selanjutnya para rasul mengutus Petrus dan Yohanes ke Samaria dan mereka berdoa di sana supaya semua orang Samaria beroleh Roh Kudus, karena mereka baru dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. • Kisah Para Rasul 8:26-40 = Narasi tentang orang non-Yahudi (Etiopia) yang diinjili Filipus dan dibaptis. • Kisah Para Rasul 9:32-43 = Jemaat pertama atau penduduk di Lida, Saron, dan Yope yang percaya kepada Tuhan karena pelayanan Petrus. • Kisah Para Rasul 10:1-48 = Jemaat pertama non-Yahudi/yang tidak bersunat di Kaisarea yaitu Kornelius dan orang-orang di Kaisarea yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus melalui pelayanan Petrus dan dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Berdasarkan paparan di atas, kita memahami bahwa lahirnya jemaat Gereja mula-mula di Yerusalem dan beberapa daerah di sekitar Palestina adalah hasil karya Roh Kudus melalui Rasul Petrus, Rasul Yohanes, Filipus dan beberapa rasul yang lain. Sedangkan Rasul Paulus dan Barnabas diutus oleh Jemaat Antiokhia ke bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi di perantauan yaitu di wilayah Romawi (dibahas secara khusus dalam konteks Hellenisme). Jadi dapat dipahami bahwa mayoritas anggota jemaat/Gereja mula-mula di Yerusalem adalah orang Yahudi dan berperan cukup besar s.d. tahun 70 Masehi sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan oleh Jenderal Titus dan terjadinya pemisahan hubungan orang Kristen Yahudi dan Orang Yahudi yang beragama Yahudi. Jadi, sejak tahun 70 Agama Yahudi dan Kristen berpisah. Sejak saat itu orang Kristen Yahudi tidak diperkenankan memakai tempat ibadah Yahudi seperti sinagoge.

Arti Sejarah Gereja


1. Arti Sejarah Gereja Arti Sejarah Gereja yang dimaksud di sini lebih kepada usaha memberi definisi. Dalam usaha merumuskan definisi Sejarah Gereja, kita akan melihat arti dari dua kata tersebut yaitu kata Sejarah dan Gereja. Arti kata Sejarah. Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi dua arti tentang Sejarah; (1) Sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau (kejadian dan peristiwa, fakta dan kenyataan dari masa lampau) dan (2) Sejarah adalah pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa yang lampau (Sejarah = Ilmu Sejarah/pengetahuan atau uraian mengenai fakta tersebut). Jadi, sejarah menurut dua pengertian ini: Pengertian pertama (1) lebih kepada peristiwa masa lampau dan pengertian yang kedua (2) lebih kepada uraian atau pengetahuan tentang peristiwa masa lampau tersebut.Ini berarti bahwa belajar sejarah tidak lain berurusan dengan fakta masa lampau dan usaha untuk menguraikan fakta tersebut (ilmu sejarah). Arti kata Gereja. Beberapa teolog mendefinisikan kata Gereja sebagai berikut: (1) Kata Gereja berasal dari kata Portugis “igreja”, yang berasal dari kata Yunani “ekklesia” yang berarti: mereka yang dipanggil. Mereka yang pertama dipanggil oleh Yesus Kristus ialah para murid dan sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, para murid itu menjadi “rasul”, artinya “mereka yang diutus” untuk memberitakan Injil sehingga lahirlah Gereja (van den End, 1999:1-2). (2) Istilah Yunani “ekklesia” dibentuk dari kata “ek” (dari) dan “kaleo” (memanggil) artinya “mereka yang dipanggil keluar.” Dalam Perjanjian Baru istilah “ekklesia” dipakai 115 kali, 10 kali dalam arti gereja secara menyeluruh (misalnya dalam Mat. 16:18) dan selebihnya dalam arti “gereja lokal” atau “jemaat setempat” (misalnya dalam Mat. 18:17). Jadi, kata ekklesia dalam Perjanjian Baru mempunyai arti yaitu: (1) kaum yang dipanggil keluar dari kehidupan yang lama dan keluar dari kuasa Iblis, dipanggil oleh Allah sendiri, dipindahkan ke dalam Kerajaan Allah – perubahan status dan pola hidup. (2) Kaum yang dipanggil keluar dari hidup bagi diri sendiri dan dipanggil untuk hidup bagi Tuhan, beribadah kepada Tuhan, dan melayani Tuhan – perubahan tujuan dan pandangan hidup (Dietrich Kuhl, 1992:34). Menurut Henry C. Thiessen, ayat-ayat dalam PB yang memakai kata “ekklesia”: 1Kor. 12:13; 1Ptr. 1:3, 22-25; Mat. 16:18; 1Kor. 15:9; Gal. 1 :13; Fil. 3:6; Ef. 5:25-27; Ef. 1:22; 5:23; Kol. 1:18; 1Kor. 1:2.:28; Ef. 3:10, Ibr. 12:23, yang berarti sekelompok orang yang terpanggil, sebagai suatu majelis warga negara dari suatu negara yang mandiri, namun PB memberi arti rohami dari kata ekklesia yaitu sekelompok orang yang dipanggil keluar dari dunia dan dari hal-hal yang berdosa (Thiessen, 1995:476). Pengertian Sejarah Gereja juga dipengaruhi oleh apa yang disebut para ahli sejarah Gereja sebagaiuraian empiris dan penilaian teologis. Dengan kata lain kajian teoritis-teoritis dari para teolog terhadap definisi sejarah Gereja sangat beragam, artinya para teolog tidak sama dalam memberi definisi. Oleh karena itu, ada banyak definisi tentang Sejarah Gereja. Keragaman definisi ini disebabkan oleh filosofi dari para ahli tersebut. Dengan kata lain filosofi para ahli mempengaruhi rumusannya tentang Sejarah Gereja. Ada yang merumuskan pengertian Gereja berdasarkan uraian empiris dan ada pula dengan penilaian teologis. Hal ini perlu dikemukakan supaya para mahasiswa tidak bingung melihat keanekaragaman definisi tersebut. Akan tetapi, dari keanekaragaman definisi tersebut perlu dipilih, dipertimbangkan, kemudian dirumuskan menjadi suatu definisi konseptual dan operasional dari pengertian Sejarah Gereja yang kemudian memberi arah dalam kerangka studi Sejarah Gereja yang akan kita lakukan. Definisi dari para ahli tentang Sejarah Gereja dipaparkan sbb: 1) Sejarah Gereja adalah sejarah agama Kristen. 2) Sejarah Gereja adalah sejarah perhimpunan-perhimpunan yang mengakui Yesus Kristus. 3) Sejarah Gereja adalah sejarah Gereja Yesus Kristus. 4) Sejerah Gereja adalah sejarah tafsir Alkitab. 5) Sejarah Gereja adalah kisah tentang perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan yang dialami Gereja, sebagai persekutuan mereka yang dipanggil Kristus, selama di dunia ini. 6) Sejarah Gereja adalah pertanggungjawaban masa silam Gereja yang terjadi dalam terang Injil Yesus Kristus. 7) Sejarah Gereja adalah kisah tentang perubahan hidup yang dialami manusia karena keselamatan yang dialaminya di dalam Yesus Kristus dan bagaimana mewujudnyata-kan keselamatan tersebut sebagaimana yang diajarkan Alkitab. Jadi, definisi Sejarah Gereja yang mempertimbangkan aspek empiris dan penilian teologis adalah sbb: Sejarah Gereja adalah pertanggungjawaban masa silam Gereja yang terjadi dalam terang Injil Yesus Kristus dan bagaimana hidup manusia dipengaruhi dan diubah oleh keselamatan yang diberikan Allah dalam Yesus Kristus kepadanya (uraian kenyataan) dan apakah perwujudan keselamatan dalam kehidupan manusia yang digumuli Gereja, sebagai persekutuan orang yang mengakui Yesus Kristus, sesuai dengan Alkitab (penilaian Teologis).

Pencobaan


Arti Pencobaan Menurut Chandrakumar pencobaan bukanlah dosa, namun menyerah kepada pencobaan adalah dosa. pencobaan datangnya dari setan. Allah tidak mencobai, hanya menguji iman. Allah menguji untuk mengangkat umat-Nya kepada kemuliaan. Setan mencobai untuk menjatuhkan manusia. Tak seorangpun yang dapat berpikir bahwa setan berada jauh dari hidup manusia. Akar dari dosa adalah menyerah kepada pencobaan, manusia jatuh kedalam dosa melalui pencobaan. Jadi manusia berdosa karena gagal menghadapi pencobaan. Dalam perjanjian Baru kita mendapat suatu contoh yang luar biasa yaitu Yesus menang atas pencobaan. Yesus bergumul menghadapi pencobaan ini dipadang gurun (Mat. 4: 1-13) dan Yesus menang atas pencobaan. Tony Evans mengatakan bahwa pencobaan adalah realita yang tidak dapat dicegah dalam kehidupan, dan ajuran-ajuran seperti “Saudara- saudara anggaplah sebagai kebahagiaan apabila kamu jatuh didalam berbagai pencobaan” (Yak.1:2). Pencobaan tidak berasal dari Allah. Dia memang mengizinkan pencobaan, namun tidak pernah mencobai oleh yang jahat, dan ia sendiri tidak mencobai oleh yang jahat. Apa yang dikatakan dalam alinea terakhir di atas sejalan dengan kesaksian Alkitab yaitu bahwa Allah tidak mencobai manusia dengan yang jahat. Allah memang kadang mengizinkan beberapa peristiwa terjadi sebagaimana terjadinya dalam hidup manusia. Akan tetapi harus disadari bahwa Allah sama sekali tidak mengambil bagian dalam pencobaan itu. Dalam kamus Alkitab “pencobaan adalah pengujian. Tuhan Allah menguji iman Abraham melalui perintah untuk mengorbankan anaknya Ishak (Kej. 22:1-4). Tetapi ada arti ke dua dari kata ini yang telah menjadi lazim, yaitu ‘bujukan” pada dosa yang tidak datang dari Allah, (Yak. 1:12-15). Pemahaman dalam Doa Bapa Kami supaya jangan kita dibawa pencobaan adalah pencobaan dalam arti pertama yaitu supaya manusia dihindarkan dari ujian. murtad, itulah pula dari arti pencobaan, Yesus dicobai dipadang gurun, pada waktu Yesus diuji setelah dibabtiskan, apakah Ia benar-benar siap menjadi Mesias, Anak Allah dalam arti hamba yang menderita (W.R.F. Bro wing, 2009) Dalam Perjanjian Baru, Yakobus menyatakan “berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia”. Apa bila seseorang dicobai janganlah berkata: “pencobaan ini datang dari Allah”, sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang yang dicobai oleh keinginan sendiri, kerena ia diseret dan ditingkat olehnya. Dalam ayat 1:12-14 “pencobaan diartikan sebagai ujian yang datang dari luar dan dia berikan kesempatan untuk melatih iman, dalam hal positif. Dalam konteks ini orang percaya harus memiliki ketekunan. “Orang yang bertahan berarti sampai pada kesudahannya akan selamat” Matius 10:22. Dalam konteks pencobaan, kita mendapati salah satu catatan terbesar dalam narasi Kejadian 3 yaitu ketika Adam dan Hawa dicoabai tetapi mereka gagal (jatuh kedalam dosa) Namun dalam Perjanjian Baru kita dapat sebuah contoh dalam diri Yesus yaitu Yesus menang atas cobaan maka ia tidak berdosa.

Letak Niniwe


Letak Geografis Kota Ninewe Ninewe adalah suatu kota yang sangat besar dimana terbukti ketika Tuhan menyatakan atau berfirman kepada nabi Yunus bahwa ... Pergilah kepada Ninewe kota yang besar itu (Yun 1:2), bahkan Tuhan mengatakan Ninewe kota besar itu sebanyak tiga kali. Ninewe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya (Yun 3:3). Beberapa sumber menyebutkan bahwa Ninewe sebagai ibu kota negeri Asyur. Juga merupakan kota yang tertua, terbesar, dan terkuat pada zaman itu. Kota ini didirikan oleh Nimrod (Kej 10:11), kelilingnya kira-kira 145 km. Dan penduduknya lebih kurang 600.000 jiwa. Ninewe “sebuah kota taman” dengan taman-taman dan padang rumput dalam tembok kota yanbg menyediakan makanan baik untuk manusia maupun binatang. Tembok-temboknya dibangun oleh Sanherib, tingginya 120- 150 m dan luasnya sampai lebih kurang 4 km sepanjang sungai Tigris hampir 13 km keliling kota bagian dalam. Penduduk yang berada dalam kota Ninewe ini adalah orang-orang yang sangat terkenal dengan kejahatannya. Memandang Ninewe sebagai kota penyembah berhala dan juga sebagai kota kafir. Dari semua kota di zaman Yunus, nampaknya Ninewe merupakan kota yang paling kecil kemungkinannya untuk percaya kepada peringatan Allah, tentang penghakiman yang akan datang atau terjadi dan untuk bertobat dari dosa-dosanya. Jika kota yang kafir itu tetap berdiri dengan kejahatannya, maka umat Allah akan selalu terancam dengan bahaya. Allah mempunyai keputusan untuk menghancurkan kota Ninewe (3:2-5) melalui nubuat hamba-Nya, namun pada akhirnya Allah bersedih hati. Jika kota Ninewe yang besar itu yang memuat tidak kurang dari 120.000 anak-anak dan banyak binatang akan dibinasakan. Yunus bernubuat selama pemerintahan Yerobeam II, raja Israel yang memerintah sekitar tahun 793-753 sM (2Raj 14:23-27) bertepatan dengan tahun inipun, bangsa Israel ditawan oleh Asyur, sehingga nabi Yunus diutus oleh Tuhan untuk pergi menyampaikan perintah Allah kekota Ninewe ibu kota Asyur. Yesus mempergunakan nabi Yunus dalam pengajaran-Nya (Mat 12:38-4l).dari II Raj 14:25 jelas bahwa nabi Yunus berasal dari Gat-Hefer, sebuah kota yang terletak beberapa mil sebelah utara Nasareth, selain nabi Yunus, Yesuspun berasal dari Galilea, jadi nabi Yunus adalah satu-satunya nabi yang kepadanya Yesus membandingkan diri. Merlyn Kunz mengatakan, “Kota Ninewe disini rupanya 'Ninewe Raya', mungkin saja mencakup empat kota didaerah Ninewe dengan keliling total kira-kira 60 mil”.( Meryln Kunz, 1992). Penduduk Ninewe meninggalkan Allah dan menyembah berhala nenek moyang mereka, sehingga IA harus mengahncurkan atau menghukum Ninewe, karena Ninewe kota besar itu melakukan hal-hal yang jahat yang tidak menyenangkan hati Allah . meskipun penduduk Ninewe sangat terkenal dengan kejahatannya, namun tidak berarti Tuhan membiarkan mereka, akan tetapi Tuhan memakai satu-satunya nabi, yaitu nabi Yunus untuk memberitakan firman Allah yang disampaikan oleh Allah sendiri, juga memperingatkan kepada mereka terhadap hukuman Allah. Tidak ada bukti luar mengenai pertobatan penduduk Ninewe (Yun 3:4-5), kecuali naskah dari Gozan yang menceritakan gerhana total pada tahun 763 s.M diikuti banjir dan bala kelaparan. Tanda-tanda inilah yang dianggap orang Asyur sebagai hukuman atas raja, yang untuk sementara akan mengundurkan diri (Yun 3:6). Tanda-tanda seperti ini, termasuk gempa bumi pada zaman Yunus bin Ammitai (II Raj 14:25) mungkin menyebabkan perlakuan yang dipuji Yesus (Luk 11:30; Mat 12:41).(Ensiklopedia Alkitab). Penulis sejarah Diodorus Siulus mengatakan, “bahwa negeri Ninewe berbentuk segi empat, panjang 150 Stadia, lebar 90 stadia, dan keliling 98 km. Pagar tembok kota itu 30 m tingginya, dan lebarnya dapat dilalui oleh tiga kereta yang berjalan sejajar. Tembok diperkuat dengan menara sebayak 1500 buah masing-masing tingginya 60 meter, luas ibu kota Asyur kira-kiar 580 km persegi.(Jsidlow B, 1952). Kitab ini menceritakan tindakan orang dalam yaitu Yunus pergi ke ke Ninewe menyampaikan berita Allah kepada orang-orang Ninewe, responnya yakni orang-orang Niniwe bertobat. Orang Niniwe menyesal atas dosa mereka, Allah mengampuni mereka, Allah tidak jadi memusnahkan mereka seperti yang direncanakannya. (Ernes & Freda Maxwell, 1976) Dirinya berontak terhadap perintah Allah, yang membuat dia untuk tidak pergi ialah pasti bukan mengucapkan hukuman kepada bangsa kafir yang tidak kenal akan Allah , yang ia kuatirkan adalah kasih sayang Allah atas bangsa yang kafir itu (Yun 4:1-2). Etiene Charpenther, 1991) Meskipun Yunus adalah seorang hamba dan nabi Tuhan Allah, ia bukanlah orang yang sempurna. Ia mencemooh dan tidak menghiraukan perintah Allah, ketika perintah itu datang pada mulanya, maka tentang diri Yunus dapat juga dikatakan dalam Yak 5:17 “Ia adalah manusia biasa sama seperti kita” dari sifat dasar seseorang yang materialistis, ia lebih memikirkan kesenangan dan keselamatan pribadi dari pada keselamatan dan kesejahteraan bagi lebih dari satu juta orang yang telah diperhatikan Allah, jadi ia lebih memikirkan penilainnya sendiri dari pada ukuran penilain Allah,( Meryln Kunz,1992) Meskipun Yunus memiliki sifat-sifat yang tidak dikehendaki oleh Allah , akan tetapi ia seorang nabi Allah yang tetap dipakai oleh Allah untuk mampu membawa orang-orang Ninewe kepada pertobatan. Orang-orang Ninewe menyesal atas pelanggaran- pelanggaran yang diperbuat bahkan mereka berpuasa baik itu seluruh orang-orang yang ada bahkan binatangpun dipakaikan kain kabung, sehingga Allah melihat kesungguhan hati mereka kemudian Allah mempunyai belas kasihan telah mengampuni bahkan tidak jadi memusnahkan orang-orang Ninewe seperti yang direncanakan sebelumnya. Etiene Charphenter mengatakan, “Ketika ia tiba di Ninewe ia bernubuat bahwa Allah menghancurkan kota itu, dan ia sangat senang akan kehancuran tersebut. Tetapi penduduknya bertobat dan Allah tidak jadi menghukum mereka. Hal ini merupakan satu pelajaran secara universal dan luar biasa, Allah mengasihi semua orang. “Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup” (Yeh 33:11). Bagi Yunus, Yunus adalah suatu tanda dari panggilan pertobatan (Luk 11:29; Mat 16:4). Dan bagi Matius, suatu gambaran kebangkitan (Mat 12:40) Tak diragukan lagi, Ninewe adalah salah satu dari kota-kota besar yang tertua di dunia. Riwayat dari asal mulanya dapat dilihat sampai ke Kejadian 10: 11-12. dari negeri ini ia pergi ke Asyur. Lalu mendirikan Ninewe, Rohobot-Ir, Kalah dan Resem diantara Ninewe, dan Kalah; itulah kota besart itu (Ensiklopedia Alkitab). Sejak tahun 1100 s. M kota Ninewe merupakan tempat kediaman raja Sanherib. Raja Sanherib (705-681 s.M) dalam masa pemerintahan Sargon II (722-705 s. M). Ninewe sangat diutamakan bahkan menjadikannya sebagai kota yang paling utama dari kerajaannya, sebab kota Ninewe menjadi ibu kota Asyur, dimana raja Asyur harus tinggal dan bahkan menetap di kota tersebut (II Raj 19:36).

Keunikan Kitab Yunus


Membaca Kitab Yunus akan membuka cakrawala berpikir kita tentang bagaimana sikap orang dalam terhadap orang luar. Kitab Yunus adalah salah satu kitab dari “kitab-kitab kedua belas nabi kecil”. Kitab-kitab kedua belas nabi itu aslinya dituliskan disatu gulungan, maka dikilangan Yahudi menganggapnya sebagai satu kitab saja; dibandingkan dengan sebutan bahasa Yunani yaitu Dodekaprophetoni, yaitu “kitab keduabelas nabi” (A. Th. Kramer, 1986:1) Yunus sebagai sumber asli keterangan yang terdapat dalam kisah ini, rnungkin tidak dapat dipastikan bahwa dialah yang juga menuliskannya (Dennis Green, 1995:195). Secara teliti, kitab ini tidak memuat nubuat seorang nabi, melainkan tentang seorang nabi yang bernama Yunus, dimana kitab ini menceritakan secara khusus tentang seorang nabi dan sikapnya terhadap Tuhan Allahnya. Melalui latar belakng kitab Yunus ini penulis akan membahas mengenai penulis kitab Yunus, geografi kota Ninewe, waktu dan tempat penulisan kitab Yunus, ciri khas kitab Yunus, tujuan kitab Yunus, garis besar kitab Yunus. Kitab Yunus adalah salah satu kitab yang bersifat nubuatan diantara kitab-kitab nubuat yang ada dalam Perjanjian Lama. Kitab ini juga tidak merupakan satu kitab koleksi nubuat-nibuat nabi itu sendiri, akan tetapi kitab ini mengisahkan suatu episode dalam kehidupan nabi Yunus. Dalam Perjanjian Lama nabi Yunus hanya disebut satu kali saja diluar kitab Yunus, yaitu dalam 2 Raj 14:25, dimana sangat bertepatan dengan pemerintahan Yerobeam II dikerajaan utara Israel pada paruh pertama. Nabi Yunus hidup pada abad ke- 8 S.M, tetapi pada zaman Yerobeam II (II Raj 14:25 ada pertentangan mengenai penarikhan kitab ini karena tidak adanya kepastian tentang siapa penulisnya). Jadi penulis kitab Yunus belum tentu ditulis oleh Yunus, walaupun jelas bahwa Yunus sendiri merupakan sumber asli keterangan yang terdapat dalam kisah ini. Menurut Andrew Hill dan John Wilton, kitab Yunus ditulis dengan menggunakan kata ganti orang ketiga, dan nama penulisnya tidak disebut sama sekali dalam Alkitab. Walaupun demikian, juga kitab ini berdasarkan fakta kita dapat mengharapkan bahwa Yunus atau orang lain, yang mendapatkan informasi dari Yunus sudah menulis kitab ini; misalnya, seorang dari “rombongan nabi” (II Raj 2:3). Dan Denis Green menyatakan, “Kalau memang tidak dituliskan oleh Yunus sendiri, berarti kitab ini dituliskan oleh orang lain yang hidup sejaman dengan dia, atau paling-paling tidak lama setelah dia. Pendapat lain menyatakan Yunus bukanlah penulisnya, akan tetapi nabi ini sendiri yang Iangsung menerima akan firman yang disapaikan oleh Tuhan Allah, jadi jelas bahwa tiada orang lain yang bersama dengan dia saat itu dan memang benar bahwa semua kejadian yang terjadi Yunuslah yang mengalaminya atau merasakannya. Seperti yang dikatakan bahwa...Datanglah firman Tuhan kepada Yunus bin Amittai...(Yun 1:1); berarti dapat dikatakan bahwa penulisnya adalah Yunus sendiri. Permulaan Yunus menyebut dia “Yunus bin Amittai” dan mengatakan bahwa ia menerima firman dari Tuhan; dengan demikian ia adalah nabi.(J. Sidlow Baxter, 1976). Sedangkan menurut J. Blomendaal Kitab Yunus bukanlah ditulis oleh nabi Yunus, melainkan dalam kitab Yunus menceritakn seorang nabi yang bernama Yunus. Yunus dalam bahasa ibrani disebut “Yona” yang berarti “Merpati”. Nama lengkapnya adalah Yona bin Amittai (J. Blomendaal 1993). Dan J. J de Heer mengatakan, “YUNUS (=Merpati), bentuk Yunani “Yonas” dari bentuk Ibrani, “Yona” , anak lelaki Amittai (Yun 1:1; II Raj 14:25) nabi pada zaman Yerobeam II (788-747).(J. J. De Heer, 1996) Pendapat tradisonal mengatakan bahwa penulisnya adalah Yunus, seorang nabi yang melayani dikerajaan Israel pada abad ke-8 B.C, yaitu pada masa pemerintahan Yerobeam II (II Raj 14:25). Sebagai dukungan pendapat ini, dikatakan bahwa ayat pertama kitab ini mempunyai bentuk yang sama dengan kitab Hosea 1:1, Yoel 1:1, Mikha 1:1 dan sebagainya, yaitu ...datanglah firman Tuhan kepada... Yunus bin Amittai. Walaupun demikian harus dipertimbangkan pula bahwa seluruh kitab Yunus ditulis dalam bentuk orang ketiga, bukan bentuk orang pertama seperti kebiasaan dalam tulisan nabi-nabi yang lain (Misalnya Hos 3:1; Amos 8: 1-2). Kemungkinan Yunus sendirilah yang menulisnya, namun kitab ini tidak pernah memakai diri pertama (bertentangan dengan Hos 3:1). Jadi dalam tawarikh kitab ini tidak dapat dipastikan sebab tarikhnya sekitar abad ke-8. seperti yang ada dalam Yun 3:3 dan dari awal hingga berakhirnya kejadian ini seolah-olah tidak mempunyai makna, oleh karena kota Ninewe tidak ada lagi (kota yang musnahkan tahun 612 S.M). jika bukan Yunus penulisnya, tidak seorangpun dapat mengatakan siapa penulis kitab ini.(Tafsiran Masa Kini). Perlu diperhatikan bahwa yang merupakan sumber asli dari kejadian ini adalah Yunus. Besar kemungkinan jika orang lain yang menulis kitab Yunus maka belum tentu ia tahu persis akan jalannya kejadian ini. Karena dalam (Yun 1:1; bnd II Raj 14:25) terbukti bahawa penulis kitab ini adalah Yunus, yaitu putra Amittai, juga sebagai nabi kepada kerajaan utara Israel semasa pemerintahan Yerobeam II yang berasal dari Gat-Hefer. Dengan demikian dapat dilihat bahwa Yunus mungkin nabi yang paling awal menulis, karena ia menjadi nabi tak lama sesudah Elisa, yaitu yang terkemuka diantara nab-nabi yang menyampaikan firman Tuhan secara lisan saja. Meskipun Yunus menjadi nabi bagi Israel, beritanya yang ditulisnya itu mengenai Ninewe.( Glarence H. Benson, 1983 ). Dari keterangan-keterangan yang telah dijabarkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hanya satu nabi dari semua nab-nabi kecil yang dapat dianggab sebagai penulis kitab ini, yakni nabi Yunus. Umumnya dalam Alkitab Penuntun lebih condong pada kenyataan bahwa kitab ini ditulis oleh Yunus. Dengan alasan bahwa Yunus adalah salah satu nabi yang memainkan peranan penting dalam cerita atau kejadian ini. Kitab Yunus memperlihatkan kepada kita bagaimana besarnya kasih karunia Allah , juga untuk bangsa asing. Yunus adalah gambaran Tuhan Yesus, seperti ia tiga hari tiga malam lamanya ada dalam perut ikan besar, demikianlah ada tiga hari dalam kuburan (Mat 12:39-41; Luk 11:30). Orang-orang Ninewe yang mau bertobat itu adalah peringatan kepada umat Allah yang tidak mau bertobat. Selain Yunus melambangkan Tuhan kita dalam penguburan dan kebangkitan-Nya, ia juga melambangkan sejarah bangsa Yahudi. Jadi ikan besar itu digambarkan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi yang telah menelan umat pilihan Allah tanpa mengasimilasi mereka atau menghilangkan ciri-ciri khasnya. Dimana Hosea memikirkan hari-hari penguburan Israel (Hos 6:2). (F.L Baker, 1990)