b. Sejarah Gereja Mula-mula di Yerusalem (Kis. 1-10) pada Abad I
Gereja ada oleh sebab Tuhan Yesus memanggil orang menjadi pengikut-Nya. Mereka dipanggil dalam persekutuan dengan Dia, yaitu Gereja. Jadi wujud Gereja ialah persekutuan dengan Kristus yang juga mempengaruhi persekutuan dengan manusia lain. Wujud kedua dari Gereja ialah persekutuan dalam melaksanakan amanat Tuhan Yesus Kristus yaitu pemberitaan Injil (Berkhof dan Enklaar, 2004:vii).
Orang-orang yang pertama dipanggil oleh Tuhan Yesus Kristus adalah para rasul (Simon Petrus, Andreas, dst + Paulus). Sesudah Tuhan Yesus naik ke surga dan mengutus Roh Kudus (turunnya Roh Kudus) pada hari Pentakosta, para murid itu menjadi “rasul”, artinya: “mereka yang diutus” untuk memberitakan Injil sehingga lahirlah Gereja Kristen. Rasul Petrus melakukan tugas pemberitaan Injil ini secara baik pada saat murid-murid dipenuhi Roh Kudus. Petrus berkhotbah di Yerusalem dan 3.000 orang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (bnd.Kis. 2). Peristiwa ini oleh para pakar Sejarah Gereja dilihat sebagai awal lahirnya Gereja mula-mula di Yerusalem. Bagian Kitab Suci yang banyak membicarakan tentang sejarah Gereja mula-mula adalah Kisah Para Rasul. Selajutnya Kitab ini disebut Kitab Sejarah Gereja mula-mula.
Dalam Kitab Kisah Para Rasul, kita dapat mengikuti cerita/kesaksian tentang orang-orang yang dipanggil menjadi pengikut Kristus (Gereja) melalui khotbah Para Rasul seperti:
• Kisah Para Rasul 2:14-41 khususnya ay. 41: Mereka yang bertobat 3.000 orang (= Jemaat Kristen I di Yerusalem)
• Kisah Para Rasul 2:47 = Pertumbuhan jemaat mula-mula di Yerusalem karena bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan, memecahkan roti (perhatian sosial satu dengan yang lainnya), dan doa serta memuji Allah. Mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Jadi pertambahan anggota jemaat karena Tuhan melalui orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Artinya mereka yang tidak percaya melihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri orang-orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus.
• Kisah Para Rasul 4:4 = Pertambahan jemaat mula-mula di Yerusalem menjadi 5.000 orang. Artinya melalui pengajaran/khotbah Petrus dan Yohanes (Yoh. 4:1) maka di antara orang yang mendengar ajaran Petrus dan Yohanes ada yang bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus.
• Kisah Para Rasul 5:14 = Pertambahan jemaat mula-mula di Yerusalem: makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan.
• Kisah Para Rasul 8:4-13 = Dimulainya jemaat Kristen pertama di Samaria melalui pemberitaan Injil oleh Filipus: Orang banyak yang mendengar pemberitaan Filipus dan tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakan itu. Selanjutnya para rasul mengutus Petrus dan Yohanes ke Samaria dan mereka berdoa di sana supaya semua orang Samaria beroleh Roh Kudus, karena mereka baru dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
• Kisah Para Rasul 8:26-40 = Narasi tentang orang non-Yahudi (Etiopia) yang diinjili Filipus dan dibaptis.
• Kisah Para Rasul 9:32-43 = Jemaat pertama atau penduduk di Lida, Saron, dan Yope yang percaya kepada Tuhan karena pelayanan Petrus.
• Kisah Para Rasul 10:1-48 = Jemaat pertama non-Yahudi/yang tidak bersunat di Kaisarea yaitu Kornelius dan orang-orang di Kaisarea yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus melalui pelayanan Petrus dan dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Berdasarkan paparan di atas, kita memahami bahwa lahirnya jemaat Gereja mula-mula di Yerusalem dan beberapa daerah di sekitar Palestina adalah hasil karya Roh Kudus melalui Rasul Petrus, Rasul Yohanes, Filipus dan beberapa rasul yang lain. Sedangkan Rasul Paulus dan Barnabas diutus oleh Jemaat Antiokhia ke bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi di perantauan yaitu di wilayah Romawi (dibahas secara khusus dalam konteks Hellenisme).
Jadi dapat dipahami bahwa mayoritas anggota jemaat/Gereja mula-mula di Yerusalem adalah orang Yahudi dan berperan cukup besar s.d. tahun 70 Masehi sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan oleh Jenderal Titus dan terjadinya pemisahan hubungan orang Kristen Yahudi dan Orang Yahudi yang beragama Yahudi. Jadi, sejak tahun 70 Agama Yahudi dan Kristen berpisah. Sejak saat itu orang Kristen Yahudi tidak diperkenankan memakai tempat ibadah Yahudi seperti sinagoge.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar