Membaca Kitab Yunus akan membuka cakrawala berpikir kita tentang bagaimana sikap orang dalam terhadap orang luar. Kitab Yunus adalah salah satu kitab dari “kitab-kitab kedua belas nabi kecil”. Kitab-kitab kedua belas nabi itu aslinya dituliskan disatu gulungan, maka dikilangan Yahudi menganggapnya sebagai satu kitab saja; dibandingkan dengan sebutan bahasa Yunani yaitu Dodekaprophetoni, yaitu “kitab keduabelas nabi” (A. Th. Kramer, 1986:1)
Yunus sebagai sumber asli keterangan yang terdapat dalam kisah ini, rnungkin tidak dapat dipastikan bahwa dialah yang juga menuliskannya (Dennis Green, 1995:195). Secara teliti, kitab ini tidak memuat nubuat seorang nabi, melainkan tentang seorang nabi yang bernama Yunus, dimana kitab ini menceritakan secara khusus tentang seorang nabi dan sikapnya terhadap Tuhan Allahnya. Melalui latar belakng kitab Yunus ini penulis akan membahas mengenai penulis kitab Yunus, geografi kota Ninewe, waktu dan tempat penulisan kitab Yunus, ciri khas kitab Yunus, tujuan kitab Yunus, garis besar kitab Yunus.
Kitab Yunus adalah salah satu kitab yang bersifat nubuatan diantara kitab-kitab nubuat yang ada dalam Perjanjian Lama. Kitab ini juga tidak merupakan satu kitab koleksi nubuat-nibuat nabi itu sendiri, akan tetapi kitab ini mengisahkan suatu episode dalam kehidupan nabi Yunus. Dalam Perjanjian Lama nabi Yunus hanya disebut satu kali saja diluar kitab Yunus, yaitu dalam 2 Raj 14:25, dimana sangat bertepatan dengan pemerintahan Yerobeam II dikerajaan utara Israel pada paruh pertama.
Nabi Yunus hidup pada abad ke- 8 S.M, tetapi pada zaman Yerobeam II (II Raj 14:25 ada pertentangan mengenai penarikhan kitab ini karena tidak adanya kepastian tentang siapa penulisnya). Jadi penulis kitab Yunus belum tentu ditulis oleh Yunus, walaupun jelas bahwa Yunus sendiri merupakan sumber asli keterangan yang terdapat dalam kisah ini.
Menurut Andrew Hill dan John Wilton, kitab Yunus ditulis dengan menggunakan kata ganti orang ketiga, dan nama penulisnya tidak disebut sama sekali dalam Alkitab. Walaupun demikian, juga kitab ini berdasarkan fakta kita dapat mengharapkan bahwa Yunus atau orang lain, yang mendapatkan informasi dari Yunus sudah menulis kitab ini; misalnya, seorang dari “rombongan nabi” (II Raj 2:3). Dan Denis Green menyatakan, “Kalau memang tidak dituliskan oleh Yunus sendiri, berarti kitab ini dituliskan oleh orang lain yang hidup sejaman dengan dia, atau paling-paling tidak lama setelah dia.
Pendapat lain menyatakan Yunus bukanlah penulisnya, akan tetapi nabi ini sendiri yang Iangsung menerima akan firman yang disapaikan oleh Tuhan Allah, jadi jelas bahwa tiada orang lain yang bersama dengan dia saat itu dan memang benar bahwa semua kejadian yang terjadi Yunuslah yang mengalaminya atau merasakannya. Seperti yang dikatakan bahwa...Datanglah firman Tuhan kepada Yunus bin Amittai...(Yun 1:1); berarti dapat dikatakan bahwa penulisnya adalah Yunus sendiri. Permulaan Yunus menyebut dia “Yunus bin Amittai” dan mengatakan bahwa ia menerima firman dari Tuhan; dengan demikian ia adalah nabi.(J. Sidlow Baxter, 1976). Sedangkan menurut J. Blomendaal Kitab Yunus bukanlah ditulis oleh nabi Yunus, melainkan dalam kitab Yunus menceritakn seorang nabi yang bernama Yunus. Yunus dalam bahasa ibrani disebut “Yona” yang berarti “Merpati”. Nama lengkapnya adalah Yona bin Amittai (J. Blomendaal 1993). Dan J. J de Heer mengatakan, “YUNUS (=Merpati), bentuk Yunani “Yonas” dari bentuk Ibrani, “Yona” , anak lelaki Amittai (Yun 1:1; II Raj 14:25) nabi pada zaman Yerobeam II (788-747).(J. J. De Heer, 1996)
Pendapat tradisonal mengatakan bahwa penulisnya adalah Yunus, seorang nabi yang melayani dikerajaan Israel pada abad ke-8 B.C, yaitu pada masa pemerintahan Yerobeam II (II Raj 14:25). Sebagai dukungan pendapat ini, dikatakan bahwa ayat pertama kitab ini mempunyai bentuk yang sama dengan kitab Hosea 1:1, Yoel 1:1, Mikha 1:1 dan sebagainya, yaitu ...datanglah firman Tuhan kepada... Yunus bin Amittai. Walaupun demikian harus dipertimbangkan pula bahwa seluruh kitab Yunus ditulis dalam bentuk orang ketiga, bukan bentuk orang pertama seperti kebiasaan dalam tulisan nabi-nabi yang lain (Misalnya Hos 3:1; Amos 8: 1-2).
Kemungkinan Yunus sendirilah yang menulisnya, namun kitab ini tidak pernah memakai diri pertama (bertentangan dengan Hos 3:1). Jadi dalam tawarikh kitab ini tidak dapat dipastikan sebab tarikhnya sekitar abad ke-8. seperti yang ada dalam Yun 3:3 dan dari awal hingga berakhirnya kejadian ini seolah-olah tidak mempunyai makna, oleh karena kota Ninewe tidak ada lagi (kota yang musnahkan tahun 612 S.M). jika bukan Yunus penulisnya, tidak seorangpun dapat mengatakan siapa penulis kitab ini.(Tafsiran Masa Kini). Perlu diperhatikan bahwa yang merupakan sumber asli dari kejadian ini adalah Yunus. Besar kemungkinan jika orang lain yang menulis kitab Yunus maka belum tentu ia tahu persis akan jalannya kejadian ini. Karena dalam (Yun 1:1; bnd II Raj 14:25) terbukti bahawa penulis kitab ini adalah Yunus, yaitu putra Amittai, juga sebagai nabi kepada kerajaan utara Israel semasa pemerintahan Yerobeam II yang berasal dari Gat-Hefer.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa Yunus mungkin nabi yang paling awal menulis, karena ia menjadi nabi tak lama sesudah Elisa, yaitu yang terkemuka diantara nab-nabi yang menyampaikan firman Tuhan secara lisan saja. Meskipun Yunus menjadi nabi bagi Israel, beritanya yang ditulisnya itu mengenai Ninewe.( Glarence H. Benson, 1983 ). Dari keterangan-keterangan yang telah dijabarkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hanya satu nabi dari semua nab-nabi kecil yang dapat dianggab sebagai penulis kitab ini, yakni nabi Yunus. Umumnya dalam Alkitab Penuntun lebih condong pada kenyataan bahwa kitab ini ditulis oleh Yunus. Dengan alasan bahwa Yunus adalah salah satu nabi yang memainkan peranan penting dalam cerita atau kejadian ini.
Kitab Yunus memperlihatkan kepada kita bagaimana besarnya kasih karunia Allah , juga untuk bangsa asing. Yunus adalah gambaran Tuhan Yesus, seperti ia tiga hari tiga malam lamanya ada dalam perut ikan besar, demikianlah ada tiga hari dalam kuburan (Mat 12:39-41; Luk 11:30). Orang-orang Ninewe yang mau bertobat itu adalah peringatan kepada umat Allah yang tidak mau bertobat. Selain Yunus melambangkan Tuhan kita dalam penguburan dan kebangkitan-Nya, ia juga melambangkan sejarah bangsa Yahudi. Jadi ikan besar itu digambarkan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi yang telah menelan umat pilihan Allah tanpa mengasimilasi mereka atau menghilangkan ciri-ciri khasnya. Dimana Hosea memikirkan hari-hari penguburan Israel (Hos 6:2). (F.L Baker, 1990)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar